Tuesday 15 January 2013

RAGAM POTENSI JEPARA


RAGAM  POTENSI  JEPARA

Jepara memiliki banyak potensi yang patut dipelihara dan dikembangkan. Akan tetapi tidak semua potensi yang berada di wilayah Jepara diketahui oleh umum. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, mungkin karena kurangnya perhatian Pemerintah akan potensi-potensi yang berharga tersebut, dan juga kurangnya strategis letak sehingga sulit dijangkau oleh umum, atau bahkan dikarenakan tidak adanya minat dari warga pribumi itu sendiri untuk selalu melestarikan potensi tersebut.
Berikut adalah beberapa potensi-potensi yang terdapat dijepara, yang mungkin baru sejauh itu saya ketahui:

1.Potensi Dalam Sektor Industri
  • Mebel Ukir 
  • Seni Ukir Patung Kayu 
  • Kerajinan Rotan 
  • Tenun Ikat Troso 
  • Kerajinan Monel 
  • Kerajinan Keramik / Gerabah

2.Potensi Dalam Sektor Pariwisata
  • Pulau Karimunjawa 
  • Pantai Tirto Samudera 
  • Pantai Kartini
  • Museum R.A. Kartini
  • Pantai Pungkruk 
  • Kampung Teknologi 
  • Taman Theraupetic 
  • Teluk Awur 
  • Benteng Portugis 
  • Pantai Bondo

3.Potensi Dalam Sektor Pertanian
  • Kacang Tanah 
  • Durian 
  • Belimbing 
  • Buah Naga

Monday 14 January 2013

SEJARAH JEPARA


SEJARAH  JEPARA

Setiap daerah pasti memiliki sejarahnya masing-masing disertai dengan kisah-kisah serta tokoh-tokoh. Begitu pula dengan kota Jepara memiliki sejarahnya sendiri. Jepara merupakan salah satu kota tua yang berada di Pulau Jawa. Dalam perjalanan Tom Pires di pantai utara Pulau Jawa pada tahun 1513-1517, ia mengemukakan bahwa pada tahun 1470 Jepara merupakan salah satu kota pantai yang baru dihuni sekitar 100 orang dibawah pimpinan Aryo Timur. Sekalipun masih bagian dari kerajaan Demak, namun Aryo Timur berhasil mengembangkan kota kecil ini menjadi sebuah bandar di pesisir utara Pulau Jawa. (Suma Oriental, oleh “Tome Pires”).
Ada 3 lagi sejarah yang terkenal di kota Jepara, Ratu Shima, Ratu Kalinyamat, dan R.A. Kartini. Meskipun secara archeologis dan historis para ahli sejarah belum bersepakat, tetapi masyarakat Jepara meyakini bahwa Ratu Shima pernah berkuasa di Jepara sekitar abad VII memimpin kerajaan Kalingga. Kerajaan ini diyakini berada di daerah yang sekarang bernama Keling. Beberapa peninggalan berbau budaya Hindu seperti Yoni, perhiasan dan candi ditemukan di Keling sebagai bukti adanya kerajaan Kalingga tersebut.
Sejarah selanjutnya yaitu Ratu Kalinyamat yang memimpin Jepara pada 1549-1579. Ratu Kalinyamat yang sebelumnya bernama “Retno Kencono” adalah istri dari Pangeran Hadirin. Retno Kencono memimpin Jepara menggantikan suaminya yang terbunuh oleh Arya Panangsang sabagai akibat perebutan kekuasaan di Demak. Pelantikan Ratu Kalinyamat dicatat dalam Candra Sengkala “Trus Karya Tataning Bumi”,diperkirakan pada tanggal 12 Robiul Awal 956 H atau 10 April 1549. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Jadi Jepara, berdasarkan Perda Nomor 9 tahun 1988.
Sejarah yang terakhir adalah R.A. Kartini. Ia adalah putri dari R.M.A.A. Sosroningrat, Bupati Jepara pada tahun 1881, dan M.A. Ngasirah. Ia lahir pada 21 April 1879, tanggal kelahirannya ini diperingati sebagai Hari Kartini. Perannya yang begitu besar terhadap perjuangan membela hak-hak perempuan menjadikan R.A. Kartini dikenal sebagai pahlawan emansipasi wanita. Tulisan-tulisannya yang terkumpl dalam “Door Duisternis tot Licht” susunan Abendanon yang diterjemahkan Armyn Pane dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang” menjadi bukti perjuangannya